Tanggal 31 Desember 2015 adalah saat Deklarasi Masyarakat Ekonomi ASEAN dan pada tanggal 1 Januari 2016 merupakan tonggak implementasi penuh Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah kesepakatan para Pemimpin ASEAN yang dideklarasikan pada saat KTT ke-9, Oktober 2003, di Bali, Indonesia, deklarasi itu dikenal dengan Bali Concord II. Bali Concord II merupakan dasar pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang terdiri atas Pasar Tunggal dan Basis produksi, Kawasan Berdaya-saing Tinggi, Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata, dan Integrasi dengan Perekonomian Dunia
STRATEGI INDONESIA
HADAPI MEA
Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN adalah main stream dan dominator ASEAN, tanpa Indonesia ASEAN menjadi tidak berarti. Postur Indonesia di ASEAN adalah negara terbesar darisisi Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Perekonomian dan Panjang garis Pantai. Dari sisi luas wilayah, Wilayah Indonesia mendominasi 42% wilayah ASEAN, 2600 x lebih besar dari Singapura, 6x lebih besar dari Malaysia dan 4x lebih luas dari Thailand. Dari sisi jumlah penduduk, Indonesia mendominasi 40% jumlah penduduk ASEAN, 46x lebih banyak dari Singapura, 8x lebih banyak dari Malaysia dan 4x lebih banyak dibandingkan Thailand.
Dari sisi GDP, Indonesia mendominasi 36% GDP ASEAN, 3x lebih besar di bandingkan Singapura dan Malaysia, dan 2x lebih besar dibandingkan Thailand. Dari sisi panjang garis pantai, dengan memiliki garis pantai 81.497 Km2, Indonesia bukan hanya menjadi negara yang memiliki garis pantai terpanjang di ASEAN, tetapi juga di dunia, yang menguasai 14% dari garis pantai dunia.
Indonesia hendaklah menjadikan ASEAN sebagai prioritas utama memposisikan dirinya menjadi pemain global sekaligus untuk meningkatkan daya saingnya sebagai bagian dari perekonomian dunia. Indonesia tidak perlu takut menghadapi pasar bebas ASEAN, karena Indonesia memiliki begitu banyak potensi barang dan jasa yang siap menyerbu pasar ASEAN. Ada 376 juta penduduk ASEAN yang dapat menjadi sasaran produk Indonesia. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, maka kebutuhan sektor jasa di ASEAN dapat menjadi pasar yang sangat besar bagi para sarjana/tenaga profesional Indonesia untuk go international.
Beberapa Universitas di Indonesia yang masuk dalam katagori universitas berkelas dunia seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) dan Insititut Teknologi Bandung (ITB) memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 163.946 (data tahun 2013), merupakan tenaga profesional potensial yang siap memasuki pasar ASEAN, disamping tentu saja para sarjana universitas lainnya. Hal ini tentu saja menjadi penyemangat bagi kita untuk memasuki implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Berdasarkan hasil sosialisasi MEA ke beberapa daerah, kita dapat menangkap bahwa sesungguhnya daerahpun sangat bergairah untuk menjadi bagian dari MEA tersebut. Daerah juga ingin wilayah dan potensinya ikut mengglobal dengan semakin dikenal, produknya dapat diekspor serta makin banyaknya wisatawan asing yang datang.
Dari data dan informasi di atas, Indonesia seyogyanya menjadi dominator di ASEAN. Indonesia harus menjadi pemain utama atas integrasi ekonomi ASEAN yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kesepakatan-kesepakatan dalam MEA 2015, hendaklah disikapi dengan positif dan menjadikannya sebagai suatu peluang dan tantangan bagi perekonomian Indonesia. Peluang untuk mencari akses pasar yang lebih besar bagi produk Indonesia sekaligus tantangan untuk memperbaiki performance perekonomian Indonesia mempunyai standard kualitas ASEAN.
Jadi mari kita masuki Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dengan rasa optimisme dan kegembiraan. Optimis untuk menjadi pemain utama di ASEAN, optimis dengan melihat ASEAN sebagai ujian menuju pemain global dalam skala lebih luas. Perlu kita ketahui, tujuan pembentukan MEA 2015 adalah untuk menciptakan kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif, dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan di kawasan. Jadi harus kita pahami bahwa tujuan pembentukan MEA bukan untuk menyengsarakan para anggotanya. Kita (Indonesia) adalah bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN dan sebagai bagian dari MEA, kita siap untuk berkompetisi maupun bekerjasama dengan Negara Anggota ASEAN lainnya. Karena ASEAN memiliki spirit one vision, one identity, one community, yang tentunya menjadi spirit kita juga.
Tanggal 31 Desember 2015 adalah saat Deklarasi Masyarakat Ekonomi ASEAN dan pada tanggal 1 Januari 2016 merupakan tonggak implementasi penuh Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah kesepakatan para Pemimpin ASEAN yang dideklarasikan pada saat KTT ke-9, Oktober 2003, di Bali, Indonesia, deklarasi itu dikenal dengan Bali Concord II. Bali Concord II merupakan dasar pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang terdiri atas Pasar Tunggal dan Basis produksi, Kawasan Berdaya-saing Tinggi, Kawasan dengan Pembangunan Ekonomi yang Merata, dan Integrasi dengan Perekonomian Dunia
Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN adalah main stream dan dominator ASEAN, tanpa Indonesia ASEAN menjadi tidak berarti. Postur Indonesia di ASEAN adalah negara terbesar darisisi Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Perekonomian dan Panjang garis Pantai. Dari sisi luas wilayah, Wilayah Indonesia mendominasi 42% wilayah ASEAN, 2600 x lebih besar dari Singapura, 6x lebih besar dari Malaysia dan 4x lebih luas dari Thailand. Dari sisi jumlah penduduk, Indonesia mendominasi 40% jumlah penduduk ASEAN, 46x lebih banyak dari Singapura, 8x lebih banyak dari Malaysia dan 4x lebih banyak dibandingkan Thailand.
Dari sisi GDP, Indonesia mendominasi 36% GDP ASEAN, 3x lebih besar di bandingkan Singapura dan Malaysia, dan 2x lebih besar dibandingkan Thailand. Dari sisi panjang garis pantai, dengan memiliki garis pantai 81.497 Km2, Indonesia bukan hanya menjadi negara yang memiliki garis pantai terpanjang di ASEAN, tetapi juga di dunia, yang menguasai 14% dari garis pantai dunia.
Indonesia hendaklah menjadikan ASEAN sebagai prioritas utama memposisikan dirinya menjadi pemain global sekaligus untuk meningkatkan daya saingnya sebagai bagian dari perekonomian dunia. Indonesia tidak perlu takut menghadapi pasar bebas ASEAN, karena Indonesia memiliki begitu banyak potensi barang dan jasa yang siap menyerbu pasar ASEAN. Ada 376 juta penduduk ASEAN yang dapat menjadi sasaran produk Indonesia. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, maka kebutuhan sektor jasa di ASEAN dapat menjadi pasar yang sangat besar bagi para sarjana/tenaga profesional Indonesia untuk go international.
Beberapa Universitas di Indonesia yang masuk dalam katagori universitas berkelas dunia seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI) dan Insititut Teknologi Bandung (ITB) memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 163.946 (data tahun 2013), merupakan tenaga profesional potensial yang siap memasuki pasar ASEAN, disamping tentu saja para sarjana universitas lainnya. Hal ini tentu saja menjadi penyemangat bagi kita untuk memasuki implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Berdasarkan hasil sosialisasi MEA ke beberapa daerah, kita dapat menangkap bahwa sesungguhnya daerahpun sangat bergairah untuk menjadi bagian dari MEA tersebut. Daerah juga ingin wilayah dan potensinya ikut mengglobal dengan semakin dikenal, produknya dapat diekspor serta makin banyaknya wisatawan asing yang datang.
Dari data dan informasi di atas, Indonesia seyogyanya menjadi dominator di ASEAN. Indonesia harus menjadi pemain utama atas integrasi ekonomi ASEAN yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kesepakatan-kesepakatan dalam MEA 2015, hendaklah disikapi dengan positif dan menjadikannya sebagai suatu peluang dan tantangan bagi perekonomian Indonesia. Peluang untuk mencari akses pasar yang lebih besar bagi produk Indonesia sekaligus tantangan untuk memperbaiki performance perekonomian Indonesia mempunyai standard kualitas ASEAN.
Jadi mari kita masuki Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dengan rasa optimisme dan kegembiraan. Optimis untuk menjadi pemain utama di ASEAN, optimis dengan melihat ASEAN sebagai ujian menuju pemain global dalam skala lebih luas. Perlu kita ketahui, tujuan pembentukan MEA 2015 adalah untuk menciptakan kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif, dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan di kawasan. Jadi harus kita pahami bahwa tujuan pembentukan MEA bukan untuk menyengsarakan para anggotanya. Kita (Indonesia) adalah bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN dan sebagai bagian dari MEA, kita siap untuk berkompetisi maupun bekerjasama dengan Negara Anggota ASEAN lainnya. Karena ASEAN memiliki spirit one vision, one identity, one community, yang tentunya menjadi spirit kita juga.