Nusa Dua, Bali—Pada tanggal 19 – 28 Februari 2019 bertempat di Hotel Westin, Ayodya, dan Laguna, Nusa Dua, Bali, sedang berlangsung Pertemuan Twenty Fifth of The Regional Comprehensive Economic Partnership Trade Negotiating Committee (25th RCEP-TNC) and Related Meetings. Pertemuan ini merupakan bentuk kerjasama ASEAN untuk memperluas integrasi ekonominya dengan negara mitra di kawasan. RCEP beranggotakan 10 (sepuluh) Negara Anggota ASEAN (AMS) ditambah dengan 6 (enam) Negara ASEAN FTA Partners (AFPs) yaitu Jepang, China, Korea, India, New Zealand dan Australia. RCEP digagas oleh Indonesia pada saat Keketuaan tahun 2011.
Pertemuan RCEP terbagi atas Pertemuan pada tingkat Leads (TNC), Working Group (WG), dan Sub Workig Group (SWG).Selain itu, disela-sela pertemuan RCEP juga dilakukan pertemuan bilateral antar negara anggota RCEP. Pertemuan RCEP ke-25 merupakan pertemuan lanjutan yang telah berlangsung di Selandia Baru. Pada pertemuan RCEP ke 24 tercatat 7 chapter telah di selesaikan dari total 21 chapter. Target yang ingin dicapai dalam pertemuan ke RCEP-TNC yang ke 25 ini adalah adanya kemajuan yang significant pada target penyelesaian perundingan RCEP pada tahun 2019.
Delegasi Republik Indonesia (Delri) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Pertemuan RCEP ke-25 dipimpin oleh Netty Muharni, Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional, Kedeputian Bidang Koordinasi Kerjasama Internasional. Delri Kemenko Perekonomian mengikuti berbagai pertemuan baik di tingkat TNC, WG, dan SWG. Kehadiran Delri Kemenko Perekonomian mempunyai peran strategis dimana Menko Perekonomian selaku Ketua Dewan MEA Indonesia selalu memantau sejauh mana kemajuan tingkat liberalisasi Indonesia, ditingkat ASEAN, maupun RCEP. RCEP diharapkan memberikan akses pasar yang lebih besar terhadap komoditas Indonesia memasuki pasar global, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok global (GVC).
