Perserikatan Bangsa-Bangsa Siap Mendukung ASEAN dalam Mewujudkan Kawasan Indo-Pasifik yang Tangguh, Stabil, dan Berkelanjutan

Merupakan penutup dari Rangkaian Kegiatan KTT ke-43 ASEAN, Presiden Joko Widodo memimpin KTT ke-13 ASEAN dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center pada Kamis (7/09). Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN Indonesia turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan ini menjadi ajang bagi negara-negara ASEAN untuk memperkuat komitmennya bersama PBB dalam mengadvokasikan agenda pembangunan yang lebih adil bagi negara-negara berkembang, mereformasi tata kelola global, serta pemenuhan kesejahteraan masyarakat dalam konteks yang lebih luas. “Preambul Piagam ASEAN dan PBB sama-sama dimulai dengan “We, the peoples” menunjukkan bahwa rakyat harus tetap menjadi prioritas,” ungkap Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaannya.

Komitmen bersama ini kemudian tercermin dalam ASEAN Common Statement yang diadopsi dalam Pertemuan KTT Ke-13 ASEAN-PBB. Dokumen ini mencantumkan dua isu prioritas yang harus dicapai oleh ASEAN dan PBB untuk menghadapi tantangan global saat ini, yaitu mencapai stabilitas di kawasan dan membangun ketahanan kawasan.

Presiden Joko Widodo menjelaskan, “Kawasan Indo-Pasifik memiliki potensi besar, tetapi kepentingan negara-negara besar yang saling bertentangan dapat mengancam stabilitas kawasan,” Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo dan pemimpin-pemimpin lainnya setuju bahwa dukungan PBB terhadap ASEAN Outlook Indo-Pasifik (AOIP) dapat membantu ASEAN menciptakan Kawasan Indo-Pasifik yang lebih tangguh, adaptif, dan responsif.

Peserta pertemuan juga menegaskan pentingnya kolaborasi dan dukungan dari semua pihak, termasuk PBB, dalam mendorong skema investasi dan transfer teknologi untuk menghadapi perubahan iklim global. Hal ini berkaitan erat dengan aspirasi Asia Tenggara untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia di masa mendatang, terutama dalam konteks ketahanan pangan dan energi yang memengaruhi banyak orang.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam kesempatan ini menyatakan komitmennya untuk mendukung agenda mitigasi perubahan iklim di kawasan ASEAN sebagai salah satu modalitas untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan. “Kami mengapresiasi upaya ASEAN dalam menghadapi permasalahan perubahan iklim yang nyata dan semakin mendesak. Maka dari itu, kami pastikan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa akan terus mendukung seluruh upaya mitigasi yang digerakkan oleh ASEAN,” jelas Sekjen Antonio Guterres.

Selain ketahanan pangan dan energi, ASEAN dan PBB telah menjalin kolaborasi ekstensif dalam implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) yang mencakup hak asasi manusia, perlindungan buruh, pendidikan, dan kesetaraan gender. Semua bentuk kolaborasi ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kawasan yang selaras dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Visi Masyarakat ASEAN Tahun 2025.

Terakhir, Presiden Joko Widodo menutup pertemuan dengan menegaskan, “Sinergi harus diperkuat agar agenda pembangunan di kawasan dan dunia dapat berjalan seiringan. Penguatan dialog menjadi kunci agar ASEAN dan PBB dapat berkolaborasi untuk perdamaian di kawasan dan dunia,” pungkas Presiden Joko Widodo.