Indonesia Dorong Visi ASEAN 2045 harus Visioner dan Konkret, Seimbang dan Mudah Dipahami oleh Masyarakat

Visi ASEAN Pasca-2025 menjadi dokumen penting yang akan menjadi panduan kerja sama ASEAN selama 20 tahun ke depan sebagaimana dimandatkan oleh Kepala Negara dalam KTT ASEAN ke-42 bulan Mei 2023 yang lalu.  HLTF on ASEAN Community Vision (HLTF ACV) menjadi unit khusus yang diberi tugas menyusun Visi ASEAN Pasca 2025. Sementara itu, HLTF on ASEAN Economic Integration (HLTF EI) diberikan mandat untuk mendukung penyusunan substansi visi bidang ekonomi. 

Dalam rangka koordinasi dan kolaborasi, maka pada Senin (31/7) dilaksanakan pertemuan interface antara HLTF-ACV dan HLTF-EI.  Pertemuan ini dipimpin secara bersama oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Edi Prio Pambudi, sebagai Ketua HLTF-EI dan Duta Besar Dian Triansyah (Indonesia) serta Duta Besar Dato’ Zainuddin Yahya (Malaysia) sebagai Ketua Bersama HLTF-ACV.  Agenda pertemuan difokuskan pada dua hal yaitu: rencana kerja penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025 dan perkembangan penyusunan Visi pada pilar ekonomi. 

“Pertemuan interface ini adalah yang pertama, tetapi tentu bukan yang terakhir. Karena saya yakin kita akan bekerja sama lebih erat menuju pengesahan Visi ASEAN 2045 dan dokumen pendampingnya pada pilar ekonomi” ucap Deputi Edi mengawali pertemuan.  

Lebih jauh, Deputi Edi mengingatkan bahwa 20 tahun adalah jangka waktu yang panjang untuk melakukan proyeksi ekonomi.  Perlu dilakukan diagnosa kondisi dalam jangka waktu 1 tahun dan 5 tahun untuk melihat perubahan rencana pembangunan ekonomi. Dalam kondisi ekonomi global yang sangat dinamis, penyusunan visi jangka panjang ini menjadi sangat penting dan krusial.  “Oleh karena itu, visi ASEAN harus visioner dan konkret, seimbang antara ambisi dan pragmatisme.  Yang paling penting, visi tersebut haruslah sesuatu yang dapat dengan mudah dipahami oleh masyarakat” ungkap Deputi Edi. 

Untuk menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN dan ASEAN pasca 2025, perlu melihat jauh  ke depan untuk mencapai kawasan yang tangkas, tangguh dan terhubung terlepas dari kondisi ketidakpasitan yang terus meningkat.  Terdapat tiga bidang yang menjadi perhatian yaitu memperdalam integrasi ekonomi regional melalui konektivitas, mempersempit kesenjangan pembangunan dan merampingkan mekanisme MEA agar lebih efisiensi dan efektif.  

Untuk mencapai tujuan ini, ASEAN perlu dilengkapi dengan struktur, proses dan mekanisme yang tanggap dan adaptif terhadap berbagai perubahan yang berlangsung sangat cepat. Koordinasi antar pilar, yaitu politik, ekonomi dan sosial budaya, menjadi kelemahan tersendiri dalam proses penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025.  Untuk itu, perlu dicari mekanisme yang efektif untuk menangani masalah lintas pilar dan lintas sektor (dep7/th)