Indonesia Ajak Negara Anggota ASEAN untuk Bahas Penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025 dengan Melibatkan Seluruh Pemangku Kepentingan

Menyongsong akhir implementasi Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025, para pejabat senior negara anggota ASEAN yang tergabung dalam Working Group for ASEAN Economic Community Post-2025 Vision (WG Post-2025) kembali bertemu di Senggigi, Lombok pada Sabtu (29/7).   

Pertemuan yang dipimpin oleh Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional, Netty Muharni, secara khusus bertujuan menyusun visi ASEAN pasca 2025 khusus pilar ekonomi.  Dalam pertemuan ini juga turut hadir perwakilan dari Timor Leste sebagai anggota termuda ASEAN yang menjadi observer.   

“Selamat datang di Lombok.  Kita memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya kelompok kerja ini dalam mendukung HLTF-EI dalam menyusun ASEAN Post 2025 Vision. Kita akan bahas lebih lanjut mengenai strategi dalam mengembangkan AEC Post-2025 Vision” ucap Asdep Netty mengawali pembukaannya. Secara lebih jauh disampaikan bahwa Visi ASEAN Pasca-2025 secara lebih luas saat ini sedang disusun dan dikembangkan oleh High Level Task Force on ASEAN Community Vision (HLTF-ACV).   

Terdapat 5 (lima) agenda penting dibahas oleh WG ini yaitu Pertama, Rencana Kerja dari WG dalam penyusunan Visi. “Perlu ada keseimbangan antara waktu dan sumber daya dalam melaksanakan kegiatan untuk memastikan semua berjalan sesuai dengan target” ungkap Netty.  Rencana kerja yang telah disusun sebelumnya dilakukan penyesuaian untuk memastikan bahwa visi ini akan dapat disepakati pada tahun 2025. 

Kedua, jaring masukan melalui survei. Untuk memastikan visi ASEAN menggambarkan kebutuhan dan inklusifitas, maka proses pelaksanaan survei harus prtisipatif dan inklusif dengan menjangkau seluruh pemangku kepentingan yang lebih luas mulai dari badan sektoral, akademisi dan masyarakat umum.  Kuesioner yang digunakan dalam survei akan diterjemahkan ke dalam bahasa nacional masing-masing negara anggota ASEAN dan disesuaikan dengan situasi terkini. 

Ketiga, diskusi terfokus dengan sektor terkait.  Pelaksanaan diskusi ini akan membahas topik-topik khusus yang disesuaikan berdasarkan pemangku kepentingan sehingga hasilnya akan lebih mendalam. Target utama dalam diskusi ini adalah pelaku usaha, akademisi, lembaga internasional dan juga masyarakat umum. Diharapkan juga pada masing-masing negara anggota ASEAN melaksanakan diskusi secara nasional.

Keempat, pelaksanaan studi ASEAN Pasca-2025 yang dilakukan secara tematik dengan menilai isu-isu megatren dan bidang-bidang potensial baru yang perlu dimasukkan di bawah pilar ekonomi. Hasil studi ini juga diharapkan memberikan rekomendasi peningkatan efektifitas proses dalam pengembangan visi ASEAN pasca 2025. 

Kelima, mekanisme koordinasi di pilar Ekonomi khususnya terkait penyederhanaan proses dan pengaturan ulang pendekatan perencanaan dalam mendukung penyusunan Visi MEA Pasca-2025.  Agenda lain yang turut di bahas adalah persiapan pertemuan interface antara The High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration dan The High-Level Task Force on ASEAN Community Post 2025 Vision (HLTF-ACV). Pertemuan ini akan fokus pada mekanisme koordinasi dalam mendukung penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025 dari ketiga pilar. 

“Saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan partisipasi aktif dari semua delegasi.  Kami telah benar-benar membahas isu-isu penting dan berbagi informasi yang perlu dikembangkan lebih jauh dalam visi ASEAN pasca 2025” pungkas Asdep Netty menutup acara.  

Pertemuan Working Group for the ASEAN Economic Community Post-2025. selanjutnya akan dilaksanakan di Vientianne, Laos pada 23-24 Februari 2024.  

Turut hadir mendampingi adalah Direktur Perdagangan, Industri dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Bappenas dan perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kemendag dan Kemenlu (dep7/th/br/2023).