Pertemuan Bilateral Indonesia dan US-ASEAN Business Council

Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menerima kunjungan dari US-ASEAN Business Council pada tanggal 14 Februari 2019. Pertemuan ini dipimpin oleh Dr. Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional didampingi oleh Mira Thayyiba, Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Perwakilan Kedeputian di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Delegasi US-ASEAN Business Council dipimpin oleh Mr. Michael W. Michalak, Wakil Presiden sekaligus Regional Managing Director US-ASEAN Business Council didampingi oleh Mario Masaya, dan Angga Antagya.

Pertemuan kedua pihak bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dunia usaha AS terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia dan upaya untuk meningkatkan kerjasama ekonomi AS dan Indonesia khususnya terkait e-commerce, ekonomi digital dan pengembangan sumber daya manusia.

Selanjutnya pertemuan ini membahas mengenai program-program yang dijalankan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Dewan MEA (AEC Council Indonesia) serta upaya advokasi yang dilakukan oleh Indonesia. Ada beberapa isu yang menjadi perhatian utama dalam proses advokasi tersebut yaitu penerapan pajak pada e-commerce, persiapan penerapan Daftar Negatif Investasi (DNI), sertifikasi halal bagi komoditas daging dan susu, dan program capacity building bagi SDM Indonesia dengan melibatkan pemerintah, sektor privat, dan akademisi.

Mira Thayyiba menyampaikan dalam road map e-commerce Indonesia tetap ada pengenaan pajak seperti halnya pada transaksi offline. Besarnya pengenaan pajak tersebut dibatasi pada nilai transaksi tertentu.

Michael W. Michalak menyampaikan kegembiraannya terhadap peningkatan penggunaan internet yang sangat pesat di Indonesia sehingga berpeluang menjadi salah satu negara terkuat di dunia dalam bidang e-commerce. Mengingat hal tersebut, Mr. Michalak menyampaikan bahwa pajak yang nantinya akan diberlakukan oleh pemerintah Indonesia jangan sampai memberatkan penjual dan justru menjadi penghambat di kemudian hari.

Dr. Rizal Affandi Lukman menyampaikan terkait Daftar Negatif Investasi (DNI) bahwa saat ini telah dilakukan revisi di beberapa sektor bisnis serta perlindungan terhadap UMKM domestik.

Mengingat posisi Indonesia sebagai negara dan ekonomi terbesar di ASEAN, begitu juga dengan AS sebagai salah satu mitra dagang terbesar di ASEAN dan Indonesia, serta kepentingan lain seperti geopolitik membuat kerjasama diantara dua negara menjadi sangat penting. Dengan pertemuan ini diharapkan supaya dunia usaha AS dapat lebih memahami kebijakan-kebijakan dan upaya yang telah dilakukan Indonesia. Sebaliknya Indonesia juga mengharapkan keterbukaan pasar dapat meningkatkan perdagangan Indonesia dan AS.

Di akhir pertemuan ini, Dr. Rizal Affandi Lukman mengharap ke depannya hubungan US-ASEAN khususnya dengan Indonesia akan semakin berkembang, sehingga dapat memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia. Begitupun dengan Mr. Michalak juga berharap hubungan US-ASEAN akan mempererat kemitraan Amerika Serikat di ASEAN khususnya dengan Indonesia.